Senin, 12 Mei 2008

Siapa Pendiri FMA?













Saint Mary Domenica Mazzarello (1837-1881)
Co-Foundress of the Institute of the FMA
Beatified on 20-11-38Canonized on 12-6-51

The biography of Mary Domenica Mazzarello is brief (44 years). It could be divided into four stages, each characterized by a precise area of maturation in her Christian and consecrated life.
The first stage refers to the first thirteen years, from her birth in Mornese, in Upper Monferrato (1837) to her First Communion (1850). These were years lived in the family, characterized by a solid Christian life and by tireless work as peasants. Intelligent, strong-willed and gifted with a rich affectivity, Mary Domenica undertook her journey of maturing her faith accompanied by her parents and by her wise spiritual director Fr. Domenico Pestarino.
The second stage(1850-1860) is characterized by a marked internalisation of the faith, a fruit of her First Communion. This would lead her to consecrate her youth to God with the vow of virginity and with her zealous participation in the life of the parish, especially through her membership in the group of the Daughters of Mary Immaculate. At 23 she was stricken ill with a severe case of typhoid, an event that would profoundly change her life. She leaves behind her work in the farm, not only because of the loss of her physical strength but because a clear educational intuition begins to mature in her. Thus, she dedicates herself to the education of young girls of the village through a sewing workroom, a festive oratory and a home for orphaned girls.
In the third stage (1860-1872) we see her as a woman more open to God’s plan in her life. The encounter with Saint John Bosco (1864) is God’s response to the deepest apostolic desires in her heart. On August 5, 1872 a new religious family dedicated to the good of the young is born. Don Bosco is the Founder and Mary Domenica Mazzarello is the Co-Foundress of this institute.
The fourth and last stage, of her life (1872-1881) is characterized by Mary Domenica Mazzarello’s spiritual motherhood through the formation of the Sisters, her numerous travels to visit the new foundations, the growth and missionary expansion of the Institute, her written words, the daily offering of herself in “patient and compassionate charity”.
She died in Nizza Monferrato on May 14, 1881. She left her daughters with a solid educational tradition; God has granted her the gift of discernment and made her a simple and wise woman. Her feast is celebrated on May 13.

Komunitas Suster-suster FMA di Indonesia-Timor Leste

FMA (Figlie Di Maria Di Ausiliatrice = Putri-putri Maria Penolong Umat Kristiani= Suster-suster Salesian) merupakan sebuah kongregasi yang sepenuhnya milik Bunda Maria, demikian pesan Santo Yohanes Bosco pada tanggal 5 Agustus 1872 kepada Sr. Maria Domenica Mazzarello dan 10 suster FMA pertama, sesaat setelah mereka mengucapkan janji(kaul) kesetiaan untuk menjadi seperti Maria dan penolongnya secara khusus bagi kaum muda putri yang miskin.
Bagi Santo Yohanes Bosco FMA adalah monumen hidup bagi rasa syukurnya kepada Bunda Maria yang selalu menolongnya. Oleh karena itu bersama Santa Maria Mazzarello, Santo Yohanes Bosco mendirikan kongregasi FMA untuk memberikan pendidikan yang integral bagi kaum muda putri khususnya.
“Waktu telah memanggil kita untuk beraksi, dunia telah menjadi materialistis dan oleh karena itu kita harus pergi untuk menyebarkan hal-hal yang baik bagi dunia. Walaupun seandainya kita telah mengerjakan mukzizat melalui doa sepanjang hari dan malam, tetapi dunia tidak menghiraukan atau mempercayai, itu karena dunia harus melihat dan mengalaminya sendiri.” Pesan Santo Yohanes Bosco.Dari desa yang sederhana Mornese, dengan mengikuti pesan Santo Yohanes Bosco, para FMA menyebar hingga kini di 89 Negara dan 1559 rumah dengan 15.308 suster untuk terus mendampingi kaum putrid yang membutuhkan pertolongan dengan semangat Salesian. Oleh karena itu pada tahun 1988, tibalah mereka di Jakarta untuk memulai mempersiapkan diri dengan mengenal budaya dan bahasa Indonesia. Setelah itu merekapun memulai karya mereka di Timor Timur (sekarang Timor Leste) dengan karya-karyanya antara lain:
  • Menyebarkan Sabda Allah di tengah masyarakat yang belum mendengar Sabda Allah.
    Memberikan perhatian penuh bagi anak-anak yatim piatu dan mengelola panti asuhan di Venilale dan Laga.
  • Mengumpulkan dan mengajarkan keterampilan menjahit dan memasak bagi para remaja putri, baik yang putus sekolah di Fuiloro maupun bagi mereka yang kurang mampu, untuk belajar di Sekolah Menengah Kejuruan yang dikelola oleh FMA di Venilale.
  • Memberikan pelatihan mengetik, komputer dan kursus bahasa Inggris bagi para kaum muda yang putus sekolah maupun yang tidak mampu dan tidak mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi mereka.
  • Mendirikan dan mengelola Klinik bagi masyarakat di Venilale

Sebagaimana Yesus mempersiapkan para rasulnya sebelum diutus untuk mewartakan Kerajaan Allah, demikianpun para suster Salesian merasa tersentuh hatinya dengan apa yang dilakukan oleh Yesus yang telah memilih mereka untuk menjadi milikNya secara total, sehingga pada tanggal 24 Agustus 1999, kongregasi FMA membuka sebuah komunitas di Jakarta, tepatnya di Jl. Sunter Indah V Blok HI I no. 4 - 5. Adapun Kegiatan mereka yang utama adalah mempersiapkan para suster muda dengan memberikan kesempatan untuk menimba ilmu dan keahlian yang kemudian dibagikan bagi kaum muda dengan berbekal pesan dari Santo Yohanes Bosco: “Kaum muda yang terkasih, untukmu aku belajar, untukmu aku bekerja dan untukmu pula aku rela mengorbankan seluruh hidupku sampai titik darah penghabisan”. Selain itu, kegiatan-kegiatan lainnya adalah membantu kegiatan yang diadakan oleh Paroki serta membantu mengajar di SMP ESTI BAKTI, Kapuk, Jakarta.

Selain itu, para suster juga sudah berada di SUMBA, sejak tahun 2006. Untuk melayani masyarakat SUMBA.